Berikut ini adalah aturan-aturan persamaan termokimia yang harus sobat Materi Kimia SMA fahami:
- Tuliskan persamaan reaksi lengkap dengan koefisien dan fasanya, kemudian tuliskan ΔH di ruas kanan (hasil reaksi).
- Untuk reaksi eksoterm, nilai ΔH negatif, sebaliknya untuk reaksi endoterm, nilai ΔH positif.
Contoh: Tinjau persamaan reaksi berikut:
2Na(s) + 2H2O(l) → 2NaOH(aq) + H2(g) H = –367,5 kJ
Persamaan ini menyatakan bahwa dua mol natrium bereaksi dengan dua mol air menghasilkan dua mol natrium hidroksida dan satu mol gas hidrogen. Pada reaksi ini dilepaskan kalor sebesar 367,5 kJ.
Pada persamaan termokimia harus dilibatkan fasa zat-zat yang bereaksi sebab perubahan entalpi bergantung pada fasa zat.
Contoh: Reaksi gas H2 dan O2 membentuk H2O. Jika air yang dihasilkan berwujud cair, kalor yang dilepaskan sebesar 571,7 kJ. Akan tetapi, jika air yang dihasilkan berupa uap, kalor yang dilepaskan sebesar 483,7 kJ.
Persamaan termokimianya:
2H2(g) + O2(g) → 2H2O(l) H = –571,7 kJ
2H2(g) + O2(g) → 2H2O(g) H = –483,7 kJ
Gejala ini dapat dipahami karena pada saat air diuapkan menjadi uap air memerlukan kalor sebesar selisih H kedua reaksi tersebut.
- Jika persamaan termokimia dikalikan dengan faktor tertentu, nilai ΔH juga harus dikalikan dengan faktor tersebut.
Contoh:
Persamaan termokimia untuk sintesis amonia:
N2(g) + 3H2(g) → 2NH3(g) H = –91,8 kJ.
Jika jumlah pereaksi dinaikkan dua kali lipat, kalor reaksi yang dihasilkan juga dua kali dari semula.
2N2(g) + 6H2(g) → 4NH3(g) H = –184 kJ. - Jika persamaan kimia arahnya dibalikkan, nilai Δ H akan berubah tanda.
Contoh:
Sintesis amonia pada contoh di atas dibalikkan menjadi reaksi penguraian amonia. Persamaan termokimianya adalah:
2NH3(g) → N2(g) + 3H2(g) H = + 91,8 kJ
Itulah aturan persamaan termokimia yang sobat pelajari di kelas XI ini. Selanjutnya sobat Materi Kimia SMA akan mempelajari perhitungan Δ H reaksi