Sobat Materi Kimia SMA, pernah
mendengar istilah polar? Polar berarti kutub. Buka kamus bahasa inggris
sobat, cari arti dari polar bear, pasti beruang kutub kan!? Nah, pertanyaannya
sekarang, ikatan kovalen polar yang sobat pelajari di kelasX ini itu apa?
Dalam molekul diatom homointi, seperti H2, Cl2,
N2, O2, dan sejenisnya, kedua inti atom saling menarik
pasangan elektron dengan ikatan sama besar sebab skala
keelektronegatifan setiap atomnya sama. Untuk mengingat skala
keelektronegatifan atom, simak kembali Bab Sistem Periodik Unsur, materi
keelektronegatifan.
Apakah yang terjadi jika atom H dan atom Cl berikatan? Sobat
tahu bahwa atom Cl lebih elektronegatif daripada atom H. Kelektronegatifan Cl =
3,0 dan H =2,1. Oleh karena atom Cl memiliki daya tarik terhadap pasangan
elektron yang digunakan bersama lebih kuat maka pasangan elektron tersebut akan
lebih dekat ke arah atom klorin. Apa akibatnya terhadap atom H maupun atom Cl
dalam molekul HCl jika pasangan elektron pada ikatan itu lebih tertarik kepada
atom klorin?
Gejala tersebut menimbulkan terjadinya pengkutuban muatan.
Oleh karena pasangan elektron ikatan lebih dekat ke arah atom Cl maka atom Cl
akan kelebihan muatan negatif. Dengan kata lain, atom Cl membentuk kutub
negatif. Akibat bergesernya pasangan elektron ikatan ke arah atom Cl maka
atom H akan kekurangan muatan negatif sehingga atom H akan membentuk kutub
positif.
Oleh karena molekul HCl bersifat netral maka besarnya muatan
negatif pada atom Cl harus sama dengan muatan positif pada atom H. Selain itu,
kutub positif dan kutub negatif dalam molekul kovalen bukan pemisahan
muatan total seperti pada ikatan ion, melainkan secara parsial,
dilambangkan dengan d.
Jika dalam suatu ikatan kovalen terjadi pengkutuban muatan
maka ikatan tersebut dinamakan ikatan kovalen polar. Molekul yang dibentuknya
dinamakan molekul polar. Sebaran muatan elektron pada molekul polar
terdapat di antara rentang ikatan kovalen murni seperti H2 dan
ikatan ion seperti NaCl (perhatikan gambar
dibawah). Dengan demikian, dapat dikatakan bahwa dalam
molekul-molekul kovalen polar terjadi pemisahan muatan secara parsial akibat
perbedaan keelektronegatifan dari atom-atom yang membentuk molekul.
Bagaimana menentukan bahwa suatu molekul tergolong kovalen
nonpolar atau kovalen polar? Untuk menjawab masalah ini diperlukan pengetahuan
tentang keelektronegatifan unsur-unsur.
Kepolaran molekul berkaitan dengan kemampuan suatu atom
dalam molekul untuk menarik pasangan elektron ikatan ke arahnya. Kemampuan
tersebut dinyatakan dengan skala keelektronegatifan. Selisih nilai
keelektronegatifan dua buah atom yang berikatan kovalen memberikan informasi
tentang ukuran kepolaran dari ikatan yang dibentuknya. Jika selisih
keelektronegatifan nol atau sangat kecil, ikatan yang terbentuk cenderung
kovalen murni. Jika selisihnya besar, ikatan yang terbentuk polar. Jika
selisihnya sangat besar, berpeluang membentuk ikatan ion. Selisih
keelektronegatifan antara atom H dan H (dalam molekul H2); atom H dan Cl (dalam
HCl); dan atom Na dan Cl (dalam NaCl) berturut-turut adalah 0; 0,9; dan 2,1.
Materi kimia kelas X selanjutnya yang akan sobat
pelajari adalah perbandingan senyawaion dan kovalen