Sobat
MateriKimia SMA pasti sudah memahami bahwa ikatan ion dan
ikatan kovalen berbeda dalam proses pembentukannya. Oleh karena itu, senyawa
yang dibentuknya juga memiliki sifat-sifat fisika dan kimia yang berbeda.
Berikut ini akan dibahas beberapa perbedaan sifat fisik senyawa ion dan senyawa kovalen, seperti kemudahan
menguap (volatile), daya
hantar listrik, dan kelarutan.
Kemudahan Menguap
Jika
di dapur terdapat cuka (senyawa kovalen) dan garam dapur (senyawa ion), senyawa
mana yang akan tercium baunya? Tentu yang tercium adalah cuka. Mengapa garam
dapur tidak tercium baunya?
Jika
sobat merasakan bau sesuatu, berarti ada gas atau uap dari suatu zat yang masuk
ke hidung sobat. Uap tersebut tentu berasal dari zat yang ada di sekitar sobat.
Jika suatu zat berwujud padat atau cair tercium baunya, berarti zat tersebut
mudah menguap atau memiliki titik didih relatif rendah pada tekanan normal.
Pada kasus tersebut, cuka mudah menguap dibandingkan garam dapur. Titik didih
cuka 119°C dan garam dapur 1.517°C. Kemudahan menguap dari suatu zat
berhubungan dengan gaya tarik antarmolekul.
Gaya
tarik antarmolekul harus dibedakan dengan ikatan antaratom dalam molekul. Gaya
tarik antarmolekul adalah antaraksi antarmolekul yang berdampak pada wujud zat
bersangkutan, sedangkan ikatan antaratom adalah antaraksi antara atom-atom yang
membentuk molekul atau senyawa.
Gaya
tarik antarmolekul dalam senyawa kovalen relatif lemah dibandingkan senyawa
ion. Akibatnya, senyawa kovalen pada umumnya mudah menguap dibandingkan senyawa
ion, kecuali senyawa kovalen yang membentuk jaringan raksasa, seperti intan dan
grafit.
Kemudahan
menguap dari senyawa kovalen banyak dimanfaatkan sebagai parfum atau deodorant.
Sejumlah kecil senyawa kovalen yang dicampurkan ke dalam produk komersial
memberikan bau yang harum. Berikut
adalah contoh-contoh produk komersial yang mengandung senyawa
kovalen.
Perbedaan
selanjutnya yang akan sobat pelajari di kelas X ini adalah daya hantar listrik