Nama merupakan salah satu hal yang menunjukan identitas
suatu benda. Benda yang berbeda pasti memiliki nama yang berbeda. Sobat Materi Kimia SMA pasti sudah mengetahui bahwa salah satu kelebihan Nabi
Adam (seorang manusia) dibandingkan malaikat adalah mengetahui nama-nama benda
yang ada di bumi ini.
Setiap hari selalu ditemukan senyawa baru, baik hasil
sintesis di laboratorium maupun hasil isolasi dari bahan alam. Jika senyawa
baru yang ditemukan sederhana, namanya disesuaikan dengan aturan, tetapi jika
senyawa itu kompleks, biasanya didasarkan pada asal bahan atau dihubungkan
dengan sifat senyawanya. Penamaan senyawa diatur oleh IUPAC berdasarkan hasil
kesepakatan para ilmuwan sedunia, bertujuan agar nama senyawa di seluruh negara
sama.
Di materi sebelumnya, sobat Materi Kimia SMA
telah mempelajari ikatan ion. Senyawa ion merupakan senyawa
yang terbentuk karena adanya ikatan ion antara kation (ion bermuatan positif)
dan anion (ion bermuatan negatif). Misalnya NaCl, terbentuk dari kation Na+
dan Cl-.
Jika
senyawa ion terbentuk dari dua unsur (senyawa biner), penamaan senyawa tersebut
dimulai dengan nama logam/kation kemudian nama non-logam/anion
dengan diberi akhiran –ida.
Contoh: KCl = kalium
klorida, Na2O = natrium
oksida, CaBr2 = kalsium
bromida
Beberapa logam seperti unsur transisi mempunyai lebih dari
satu macam ion misalnya Fe2+ dan Fe3+. Senyawanya dengan
Cl– membentuk FeCl2 dan FeCl3. Pemberian nama
untuk senyawa tersebut mengikuti aturan sebagai berikut:
- Ion logam yang muatannya lebih tinggi diberi akhiran –i di belakang nama logam itu dalam bahasa latin, sedangkan yang muatannya lebih rendah diberi akhiran –o.
atau
- Di belakang nama logam (dalam bahasa Indonesia) dituliskan muatan ion dalam kurung dengan tulisan Romawi dilanjutkan dengan nama nonlogam diberi akhiran –ida.
Contoh: FeCl2 dan FeCl3 diberi nama
sebagai berikut.
- FeCl2 diberi nama Ferro klorida atau besi(II) klorida
- FeCl3 diberi nama Ferri klorida atau besi(III) klorida
Pada senyawa ion salah satu ion atau kedua ion dapat
merupakan ion poliatom (lebih dari satu atom). Ion poliatom biasanya terdiri
dari dua unsur yang bergabung dan mempunyai muatan, seperti CO32–
dan SO42–.
Untuk anion sejenis tetapi jumlah oksigennya berbeda, aturan
tata namanya yaitu: jika mengandung oksigen
lebih banyak namanya diberi akhiran –at,
dan jika mengandung oksigen lebih
sedikit namanya diberi akhiran –it.
Contoh:
NO3– = nitrat, NO2–
= nitrit
SO42– = sulfat, SO32–
= sulfit
PO42– = fosfat, PO32–
= fosfit
Pemberian nama senyawa poliatom diawali dengan menyebutkan
nama kation
kemudian nama anionnya.
NaNO2 = natrium nitrit CaSO4 = kalsium sulfat
NaNO3 = natrium nitrat MgCO3 = magnesium karbonat
K2SO3 = kalium sulfit Ba(NO3)2 =
barium nitrat
K2SO4 = kalium sulfat Al2(SO4)3
= aluminium sulfat
Unsur halogen, misalnya klor dapat membentuk ion yang
mengandung oksigen dengan jumlah sampai 4. Cara pemberian namanya yaitu, untuk
ion yangmengikat oksigen paling sedikit diberi awalan hipo dan akhiran –it,
sedangkan yang mengikat oksigen paling banyak diberi awalan per dan akhiran
–at.
NaClO = natrium hipoklorit
NaClO2 = natrium klorit
NaClO3 = natrium klorat
NaClO4 = natrium perklorat
Seperti itulah tata nama senyawa ion yang
sobat pelajari di kelas X ini. Selanjutnya, sobat Materi Kimia SMA
akan mempelajari tata nama senyawa kovalen